Pelestarian Budaya Wayang Kulit Bulan Suro di Kabupaten Labuhanbatu

By nkridetik.com 14 Jul 2024, 14:42:38 WIB hiburan
Pelestarian Budaya Wayang Kulit Bulan Suro di Kabupaten Labuhanbatu

Keterangan Gambar : Hj. Ellya Rosa Siregar berharap seluruh masyarakat Labuhanbatu terus menjaga dan melestarikan budaya peninggalan leluhur, karena darisana banyak yang bisa dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari.(ist).


Pelestarian Budaya Wayang Kulit Bulan Suro di Kabupaten Labuhanbatu 

Labuhanbatu, NKRIDETIK.COM

Pemerintah Desa Sei Nahodaris Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhanbatu, kembali menggelar pertunjukan wayang kulit dalam rangka malam tirakatan mengisi Tahun Baru Islam Muharram 1445 Hijriah atau yang sering disebut Suro oleh masyarakat suku jawa, di aula Desa setempat 14/7/2024.

Baca Lainnya :

Acara sakral budaya kejawen ini menampilkan Plt. Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar, S.Pd, MM, didampingi Camat Panai Tengah Amran, Kepala desa se-Kecamatan Panai Tengah Amran S.Pd, MM, Bhabinsa Desa Sei Nahodaris Serma Chairul Anwar didampingi Sertu Roganda Tanjung, Toga, Tomas, Tokoh kepemudaan dan masyarakat sekitar.

Sebelum dilakukannya pertunjukan dengan tema "melestarikan budaya di Desa Sei Nahodaris" acara dirangkai dengan doa bersama ruat bumi, dan makan bersama tradisi suku jawa menggunakan lontaran daun pisang, sebagai simbol kebersamaan.

Pada kesempatan itu Hj. Ellya Rosa menyampaikan, pertunjukan wayang kulit merupakan acara puncak dari aneka rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada momentum tahun tersebut, yang sebelumnya telah dilaksanakan tasyakuran pada malam 1 Muharram.

Menurut Plt. Bupati Labuhanbatu, Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan seni tradisional yang unik, salah satunya adalah seni pertunjukan wayang kulit. Wayang kulit adalah sebuah bentuk teater bayangan tradisional yang telah menjadi salah satu warisan budaya Indonesia yang paling terkenal.

Wayang kulit memiliki sejarah yang panjang di Indonesia, dengan akar yang mencapai ribuan tahun yang lalu. Meskipun terdapat berbagai teori tentang asal-usulnya, banyak yang sepakat bahwa wayang kulit pertama kali muncul di pulau Jawa dan Bali. Wayang berasal dari bahasa Jawa yang berarti "bayangan" atau "gambar", dan kulit mengacu pada bahan kulit yang digunakan untuk membuat figur dalam pertunjukan ini. Ujarnya.

Sejarah wayang kulit sangat terkait dengan agama Hindu dan Buddha, yang masuk ke Indonesia pada abad ke-1 Masehi. Pertunjukan wayang kulit awalnya digunakan sebagai sarana penyampaian ajaran agama dan cerita epik seperti Mahabharata dan Ramayana. Namun seiring berjalannya waktu, wayang kulit juga memasukkan unsur-unsur lokal dan mitologi pribumi, menciptakan paduan seni yang unik.

Diakhir Segalanya, Hj. Ellya Rosa Siregar berharap seluruh masyarakat Labuhanbatu terus menjaga dan melestarikan budaya peninggalan leluhur, karena darisana banyak yang bisa dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sementara Camat Panai Tengah, Amran, S.Pd, MM, mengatakan, pagelaran wayang kulit ini sebagai bentuk penghormatan masyarakat Panai Tengah akan budaya yang diwariskan kepada generasi masa kini.

" Alhamdulillah masyarakat disini masih antusias mengikuti dan melestarikan budaya ini" ucap Amran.

Dikatakannya, puncak acaranya dilaksanakan hingga malam hari, "tadi dibuka oleh ibu Plt Bupati, dan akan berlanjut hingga malam hari".

“Dari rangkaian acara yang telah dilaksanakan, Kami mohon doa agar dalam mengabdi bersama teman-teman di Kecamatan hingga Kelurahan, aman dan masyarakat juga semakin sejahtera dan maju. Sehingga di tahun mendatang bisa uri-uri tradisi suroan,” katanya.

Parlaungan Sipahutar




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment